Adsense Indonesia

Jumat, 06 Agustus 2010

Konsep Dasar IKM (Ilmu Kesehatan Masyarakat)


KONSEP DASAR
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

A. BATASAN DAN RUANG LINGKUP
Sebagai cabang ilmu kedokteran, ilmu kesehatan masyarakat dalam pembahasannya hanya mencakup ilmu kedokteran pengobatan untuk masyarakat, tetapi juga mencakup aspek pencegahan, peningkatan ksehatan umumnya, pemulihan kesehatan fisik dan mental serta sosial di masyarakat.
Dengan demikian Ilmu Kesehatan Masyarakat membahas keadaan/kejadian (phenomena) dan berbagai segi kehidupan sosial individu maupun masyarakat yang ada kaitannya dengan kesehatan individu/masyarakat yang bersangkutan.
Pembahasan ilmu kesehatan lebih luas dari pada pembahasan ilmu Kedokteran, kesehatan mencakup kebutuhan pokok dari kehidupan individu/masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut, upaya kearah itu dipengaruhi oleh banyak faktor sosial (WHO). Sehingga untuk mencapai keadaan “sehat” tersebut, banyak unsur kesejahteraan lainnya ikut berpengaruh.
Menurut sejarah perkembangannya, ilmu kesehatan bermula Dari cara pemeliharaan kesehatan/pengobatan yang berdasarkan kepercayaan bahwa “penyakit adalah kutukan dari tuhan dan para dewa”. Pada tahap permulaan ini pengobatan juga berdasarkan pemikiran primitive tersebut, yaitu pengobatan secara kuno atau tradisional. Tahap ini disebut juga “Primitive Consept”.
Sejalan dengan pertumbuhan budaya manusia dan teknologi, maka muncul kemudian yang berdasarkan konsep-konsep pelopor/perintis ilmu kedokteran modern, diantaranya:
• Hippocrates (460-370 SM) dengan menggunakan pendekatan observatif menemukan cara-cara pengobatan secara ilmiah yang sampai hari ini masih dianut metodanya. Dengan penemuan tersebut beliau dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran.
• Anthony van Leeuwen hoek (1632-1723) merintis perkembangan mikroskop berlensa satu. Dengan alat tersebut ia menemukan protozoa dan spermatozoa.
• John snow (1813-1912 ) memperdalam ilmu yang kini disebut epidemiologi, dan dengan prinsip ilmu ini pula belia berhasil membuktikan penyakit kolera disebabkan dan dibawa oleh air.
• Louis Paster (1827-1912) merupakan sarjana pertama yang memperkenalkan dan menyakinkan penggunaan antisepitk dalam ilmu bedah.
• Carlos Juan Finlay (1833-1915) menemukan dan membuktikan sebagai penyebab dan pembawa demam kuning
• Robert Koch (1843-1910), pendiri dan ahli bakteriologi kedokteran dan modern, beliau juga penemu kuman penyebab antraks, tuberkulusis, dan kolera.
• Paul Ehrlich (1854-1915), sarjana yang pertama kali menemukan obat anti sifilis .
Ditunjang oleh penemuan-penemuan di atas, pada era berikutnya ditemukan pula berbagai jenis obat-obatan yang menandai masa tersebut dan dikenal sebagai “Basic Science Era” (era ilmu dasar) dalam ilmu kedokteran dan kesehatan.
Pada masa perkembangan berikutnya, sejalan dengan berkembangnya teknologi kedokteran/kesehatan, cara penemuan obat-obat baru, dan juga cara pengobatan serta pencegahan, berkembang pesat. Masa ini dikenal dengan “Era Clinical Science” (era ilmu klinik). Masa ini berlangsung dari tahun 1900-1950. Era Clinical Science bertujuan serta merupakan filosofi serta penyempurnaan sistem kuratif, namun sasarannya masih terbatas pada individu yang sakit saja.
Menyusul era kedokteran/kesehatan yang terakhir ini, maka cara-cara pengobatan mulai diperluas melalui lembaga pengobatan yang dikenal dengan poliklinik. Merupakan salah satu lembaga perawatan/pengobatan, kedokteran, baik dalam bentuk rawat jalan(ambulatory) maupun rawat inap di rumah sakit (in patient).
Dengan sistem pelayanan pengobatan diatas, masyarakat mulai diperkenalkan dengan cara pengobatan modern dan maju, dan masyarakat mulai menyadari manfaat serta perlunya lembaga pelayanan kesehatan/kedokteran. Sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan dari sistem pengembangan perawatan kedokteran, munculah lembaga pendidikan kedokteran bagi lembaga perawatan.
Pada tahap-tahap berikutnya modernisasi perawatan kedokteran berjalan seiring dengan kemajuan teknologinya, namun umumnya perawatan kedokteran tersebut masih terbatas pada perawatan/pengobatan ditujukan kepada individu yang bersiafat kuratif, dan belum ditujukan kearah pencegahan penyakit. Dengan laju pertumbuhan yang cepat, sasaran perawatan/pelayanan kedokteran akhirnya menjadi lebih luas, yaitu masyarakat banyak sebagai satu kesatuan sosial dari individu. Berbarengan dengan itu, dunia kedokteran mulai memandang jauh kedepan, yaitu pada lingkungan hidup, keadaan sosial, dan lain-lainnya yang senantiasa merupakan faktor-faktor yang perlu diperhitungkan dalam timbulnya penyakit.
Dengan beralihnya pandangan pelayanan kedokteran terhadap faktor penyebab penyakit, maka muncullah era pelayanan kedokteran berikutnya, yang disebut “Era Kesehatan Masyarakat” (Public Health). Dalam era yang terakhir ini, pengobatan dan perawatan kedokteran yang semua berorientasi klinis (clinical centered) mengalihkan orientasinya ke masyarakat (community centered). Era yang diliris oleh sarjana-sarjana Inggris ini (Edwin Chadwick dan Winslow) mengalami pasang dan surut pula, namun apa yang telah dirintis mereka, sampai sekarang masih belum usang dan tetap dianut dalam berbagai cara pemecahan masalah kesehatan.

B. Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu “Ilmu dan Seni” mengenai cara pencegahan penyakit untuk mencapai perpanjangan masa hidup dan peningkatan kesehatan fisik dan mental secara berhasil guna melalui: pengorganisasian potensi yang ada dalam masyarakat untuk mencapai kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit infeksi di masyarakat, penyuluhan/pendidikan perorangan tentang prinsip-prinsip kesehatan pribadi, pengorganisasian pelayanan pengobatan dan perawatan untuk diagnosis dini penyakit, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pengembangan gerakan sosial yang akan mendorong setiap individu dimasyarakat memelihara kesehatan dalam setiap perilaku kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian pencegahan lebih banyak diterapkan pada pelayanan kesehatan secara massal dalam mayarakat, sedangkan ilmu kesehatan masyarakat, disamping penerapan massal, juga secara individual dalam pengobatan/perawatan kesehatan kuratif, yang secara operasional hanya menunggu masyarakat yang memerlukannya. Dengan demikian kesehatan masyarakat juga memiliki aspek pencegahan disamping aspek pengobatan dengan cara penyuluhan perorangan.,
Pengorganisasian potensi masyarakat pada Definisi ilmu kesehatan masyarakat, terutama bertujuan peningkatan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan penyuluhan. Semua petugas dan masyarakat untuk ikut bertanggung jawab menanggulangi masalah kesehatannya sendiri.
Untuk hal yang dikemukakan terakhir, pelayanan kedokteran hanya mencakup individu dan keluarganya. Khususnya dalam pelayanan kesehatan yang mencakup pengobatan penyakit infeksi menular, misalnya: tifus abdominalis, kolera, malaria, filariasis, tuberculosis paru dsb. Upaya tersebut merupakan tindakan pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang penting sekali dalam pencegahan khusus tersebut menjadi pembawa (karier) penyakit, yang dapat menimbulkan penularan berikutnya. Oleh karena itu sesuai dengan fungsinya, ilmu kesehatan masyarakat pada akhirnya juga bertujuan untuk mencegah penyakit.
Secara garis besar upaya kegiatan masyarakat dalam penerapan ilmu kesehatan masyarakat adalah:
a) Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular
b) Perbaikan sanitasi liongkungan
c) Perbaikan lingkungan pemukiman
d) Pemberantasan vector
e) Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
f) Pelayanan pesehatan ibu dan anak
g) Pembinaan gizi masyarakat
h) Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
i) Pengawasan obat dan minuman
j) Pembinaan peran serta masyarakat , dsb.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Sundanese Attack Free Blogspot Templates Designed by sYah_ ID RAP for smashing my Life | | Free Wordpress Templates. Cell Numbers Phone Tracking, Lyrics Song Chords © 2010