Adsense Indonesia

Rabu, 20 Oktober 2010

PERANAN FREE SEX DALAM PENULARAN HIV AIDS(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah epidemiologi kesehatan)


PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Penyakit HIV/AIDS tumbuh dan berkembang lewat jalur ini ( free sex), karena memang penyebaran virus ini paling efektif melalui kontak fisik (hubungan kelamin).Meskipun ada penyebab lainnya tetapai lewat free sex lah yang paling efektif dalam penyebaran virus penyakit tersebut.
Sampai akhir tahun 1996 saja, WHO memperkirakan orang yang terinfeksi HIV/AIDS mencapai 30 juta orang dan mereka yang meninggal sebanyak 6,4 juta orang. WHO mencatat penderita terbanyak ditemukan di Amerika Serikat, yaitu 581.429 orang, disusul Brazil sebanyak 103.262 orang, Tanzania 82.174 orang, Thailand 59.782 orang, dan Prancis 45.395 orang.
Di Afrika yang diperkirakan 1000 anak anak terinfeksi HIV/AIDS setiap hari nya, setelah dilakukan penelitian ternyata kebanyakan orangtua mereka adalah penganut free sex.
Di Asia tidak ada Negara selain Thailand yang tercatat sebagai kasus yang banyaknya melebihi sepuluh ribu kasus. Setelah itu disusul india sebanyak 3000, Myanmar sebanyak 1.882 kasus, dan jepang sebanyak 1.557 penderita.
Di Eropa terutama di Perancis, tercatat jumlah penderita paling banyak yaitu 45.395 orang, melewati Spanyol yaitu 45.132 orang, kemudian disusul Italia yaitu 38.148 orang, Jerman sebanyak 16.138 orang, dan Inggris tercatat sebanyak 14.082. Di Negara yang membebaskan free sex memang tercatat banyak angka yang menunjukan penderita HIV/AIDS.
Brasil juga menyimpan penderita AIDS paling banyak, 103.262 penderita, dibandingkan Negara Amerika latin lainnya, seperti meksiko 29,962 penderita dan Argentina 10.461 penderita. Kanada secara resmi melaporkan ada 14.436 penderita AIDS clan Australia melaporkan 7.033 kasus.
Sedangkan di Negara kita, dari tahun ke tahun kasus HIV maupun kasus AIDS di Indonesia semakin bertambah jumlahnya, bahkan hingga September 2009 saja telah menembus angka 18.442 kasus di 300 kabupaten atau kota dan 32 provinsi di Indonesia [data dari P2PL].
Rate kasus Aids secara nasional sampai dengan 30 September adalah per 8,15 per 100 ribu penduduk (dengan berdasarkan data BPS penduduk Indonesia sebesar 227.132.350 jiwa) dengan ODHA yang meninggal tercatat 20,1 persen.
Kasus Aids tertinggi terdapat di provinsi Papua (17,9 kali angka nasional), Bali (5,3 kali angka nasional), DKI Jakarta (3,8 kali angka nasional), Kep. Riau (3,4 kali angka nasional), Kalimantan Barat (2,2 kali angka nasional), Maluku (1,8 kali angka nasional), Papua Barat (1,3 kali angka nasional), Kep. Bangka Belitung (1,4 kali angka nasional), Riau (1,0 kali angka nasional), DI Yogyakarta dan Sulawesi Utara (1,0 kali angka nasional) DI Yogyarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Utara (1,0 kali angka nasional) [data dari BPS dan P2PL].


B. RUMUSAN ISI MAKALAH
Rumusan isi makalah ini mengungkapkan tentang peranan free sex dalam penyebaran penyakit HIV/AIDS, teori dasar tentang hubungan antara keduanya, fakta, hasil penelitian, dan metode penelitian yang dilakukan,dari desain penelitiannya sampai defenisi operasional nya.



C. MANFAAT DARI PEMBUATAN MAKALAH
Manfaat dari pembuatan makalah ini sebagai bahan referensi mengenai hubungan, pengaruh dan peranan yang di timbulkan dari adanya free sex terhadap penyakit HIV/AIDS. Yang dimana kita bisa mengetahui lebih lanjut tentang penyakit ini hingga cara arau upaya pencegahan sehingga bisa melakukan tindakan sedini mungkin untuk menghambat atau memutus rantai penularan dan pencegahan penyakit tersebut..

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Free Sex
Sex bebas atau yang sering dikenal dengan istilah Free sex, adalah hubungan sexual yang dilakukan pra nikah atau bergonta ganti pasangan. Sex bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku.
Faktor factor yang menyebabkan Sex bebas karena adanya pertentangan dari lawan jenis, adanya tekanan dari keluarga dan teman bagi anak remaja. Dari tahun ke tahun pelaku Sex bebas terus meningkat, telah dilakukan penelitian di kecamatan hamparan perak pada remaja, dan hasilnya dari hanya 5% pada tahun 1980 an pada tahun 2000 an meningkat menjadi 20%, ini perkembangan yang cukup besar yang terjadi di hanya tingkat kecamatan, belum tingkat nasional. Hal ini pula disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mereka tentang gambaran Seks bebas itu sendiri, telah dilakukan pula penelitian yang menggunakan kuesioner yang diajukan responden dengan jumlah sampel 98 reesponden di daerah tersebut, dan hasilnya yang terlibat pergaulan bebas 80,9% sedangkan sisanya mengetahui tentang informasi Seks bebas.


B. Pengertian HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah nama untuk virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia virus ini terus bertambah banyak hingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak sanggup lagi melawan virus yang masuk.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV tersebut. Infeksi virus HIV secara perlahan menyebabkan tubuh kehilangan kekebalannya oleh karenanya berbagai penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh. Akibatnya penyakit-penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi bahaya bagi tubuh. “slowly but deadly“, pelan tapi mematikan itulah julukan yang saya berikan untuk virus penyakit yang satu ini. HIV/AIDS merupakan penyakit yang mematikan bagi manusia, bahkan hingga saat ini belum ditemukan obat untuk mengatasi penyakit yang menyerang sistem kekebalan manusia itu. Pengobatan hanya akan membantu Orang Dengan HIV/ AIDS (ODHA) untuk hidup lebih lama tetapi penyakit AIDS sendiri belum dapat disembuhkan tetapi dapat ditekan jumlah HIV dengan obat antiretroviral (ARV).
Para peneliti dari Northwestern University bahwa wabah AIDS berawal dari Afrika bagian barat tengah sekitar tahun 1930, beberapa dasawarsa lebih awal ketimbang dugaan sebelumnya. Teori baru ini telah mencetuskan pengamatan sejarah pada peristiwa yang belum dikaitkan dengan penyebaran HIV, seperti pembangunan rel kereta api di Afrika di awal abad ke-20. Lantas apa hubungannya dengan HIV?..
Sebuah simulasi komputer yang rumit mengenai evoiusi HIV telah memperkirakan bahwa 1930 adalah tahun awal. Ketika itu pemerintahan kolonial Prancis di Afrika bagian barat melakukan kerja paksa untuk mem¬bangun rel kereta api. Karena para pekerja itu kekurangan makanan, diduga mereka berburu binatang liar di hutan dan tertular HIV dari primata yang mereka makan.
Rel kereta api Kongo-Samudera juga ditempatkan dekat kasus HIV pertama, di kota Kinshasa. Peristiwa sejarah lainnya, pengembangan kebun binatang dan penangkapan simpanse yang menggigit, mungkin juga menjadi faktor dalam penyebaran HIV (Chicago Tribune, 31 Januari 2000). Sementara itu, menurut sumber lain, penyakit maut tersebut didiagnosa pertama kali pads tahun 1980.
AIDS sendiri adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yakni penyakit rontoknya kekebalan tubuh yang disebabkan virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus), yaitu virus HTLV-III (Human T-Cell Lymphotropic Virus-111, ditemukan tahun 1980), yang menyerang sel darah putih lymphocyte T-4. Setelah sel T-4 ini digempur HTLV-III, organisms racun (toxoplasma) berkembang, menyusup ke dalam tubuh lewat peredaran darah, lantas memproduksi bisul bernanah di otak, paru-paru, jantung, hati, dan limpa. Selanjutnya, proses ini mengakibatkan matinya jaringan sel, kista, dan berbagai kerusakan sel-sel otak.
Dengan rontoknya sistem kekebalan tubuh, maka berbagai penyakit yang menyerbu tubuh penderita, pasti bakal susah untuk disembuhkan. Flu ringan sekalipun bisa menjadi penyakit mematikan buat para penderita AIDS. penyakit “ecek-ecek” itu makin lama makin menggerogoti tubuh penderita clan ujung¬-ujungnya bisa berakhir dengan kematian. Jadi, bila ada yang menderita flu terus-terusan (nggak sembuh-sembuh) disertai munculnya bintik-bintik merah di sekujur tubuh, badan makin kurus kering, lidah berjamur, gemetaran, diare terus-terusan, demam, ber¬keringat di waktu malam, kelelahan di sekujur tubuh, sulit menelan dan bicara, napas tersengal-sengal, hati¬-hati, itu gejala AIDS. Tapi itu akan dialami setelah 5 sampai 10 tahun setelah positif terserang HIV. Jadi yang sekarang kelihatan sehat-sehat saja, belum tentu tidak terserang AIDS.
Perbedaan HIV dan AIDS
Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama kelamaan sistem kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah terkena AIDS.
Cara Penularan HIV
• Melalui cairan vagina atau sperma
• Seks yang sering bergonta ganti pasangan
• Penyimpangan seksual seperti: seks pra nikah, pelacuran dan homoseksual
• Penggunaan jarum suntik bersama dari orang yang sudah terinfeksi HIV
• Transfusi darah yang terkontaminasi dengan virus HIV
• Dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya

Orang yang terinfeksi HIV biasanya dapat hidup bertahun-tahun tanpa menunjukkan tanda-tanda penyakit. Mereka mungkin tampak sehat dan merasa sehat tetapi dapat menularkan virus pada orang lain.

Perjalanan Infeksi HIV/AIDS
Pada saat seseorang terkena infeksi virus AIDS maka diperlukan waktu 5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang disebut sebagai AIDS. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, maka selama 2-4 bulan keberadaan virus tersebut belum bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam tubuh manusia. Tahap ini disebut sebagai periode jendela. Sebelum masuk pada tahap AIDS, orang tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya terdapat HIV. Pada tahap HIV+ ini maka keadaan fisik ybs tidak mempunyai kelainan khas ataupun keluhan apapun, dan bahkan bisa tetap bekerja seperti biasa. Dari segi penularan, maka dalam kondisi ini ybs sudah aktif menularkan virusnya ke orang lain jika dia mengadakan hubungan seks atau menjadi donor darah.
Sejak masuknya virus dalam tubuh manusia maka virus ini akan menggerogoti sel darah putih (yang berperan dalam sistim kekebalan tubuh) dan setelah 5-10 tahun maka kekebalan tubuh akan hancur dan penderita masuk dalam tahap AIDS dimana terjadi berbagai infeksi seperti misalnya infeksi jamur, virus-virus lain, kanker dsb. Penderita akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian karena infeksi tersebut.
Di negara industri, seorang dewasa yang terinfeksi HIV akan menjadi AIDS dalam kurun waktu 12 tahun, sedangkan di negara berkembang kurun waktunya lebih pendek yaitu 7 tahun.
Setelah menjadi AIDS, survival rate di negara industri telah bisa diperpanjang menjadi 3 tahun, sedangkan di negara berkembang masih kurang dari 1 tahun. Survival rate ini berhubungan erat dengan penggunaan obat antiretroviral, pengobatan terhadap infeksi oportunistik dan kwalitas pelayanan yang lebih baik.
Pola infeksi secara global, sekitar 90% kasus HIV/AIDS ada Di Negara berkembang.


C. Hubungan dan Peranan Free sex dalam Penularan HIV/AIDS

Berdasarkan beberapa penelitian, AIDS paling efektif menyebar lewat hubungan seks. Baik antara laki-laki dan wanita, maupun yang abnormal, homoseksual dan lesbian. Celakanya, saat ini seks bebas sedang menjadi primadona. Kebebasan bergaul telah menjadi pintu gerbang penyebaran AIDS. Dan korban AIDS dari kalangan pelaku seks bebas ini memang paling banyak, Mereka sangat rentan alias berisiko tinggi terkena penyakit ganas ini. termasuk pelaku seks menyimpang, yakni para homoseks dan lesbian (studia edisi 022/Tahun I tentang gay dan lesbian).
Di “jalur” ini, penyebaran AIDS juga cukup efektif, Di beberapa penjara di Amerika, Sering dibuat repot dengan ulah para napi yang melakukan hubungan seks abnormal ini. Bahkan, fakta menunjukkan AIDS mudah menyebar di kalangan para napi yang homoseks.
Bicara seks bebas, memang bukan monopoli anak sekarang aja. Sejak dulu, yang namanya seks bebas, baik yang dilegalisasi melalui “bisnis” pelacuran maupun liar sudah marak. Bersamaan dengan itu, muncul pula penyakit menular seksual (PMS), yang ngqak kalah garang dari AIDS–seperti sifilis, gonorhoe, vietnam rose–dan bahkan para pelakunya orang-orang ngetop di zamannya. seperti gerombolan Columbus, Julius Caesar dan Cleopatra VII, Raja Charles V, Charles V, Raja Henry VIII, lalu Edward VI, Peter Agung, Katarina Agung, hingga Benito Mussolini, Napoleon Bonaparte, dan Adolf Hitler adalah tokoh-tokoh dunia yang terkenal sebagai penderita penyakit kotor sifilis dan gonorhoe. Itu dulu, sekarang, bisa ditunjuk hidung rombongan “selebritis” Hollywood macam Brad Davis, Rock Hudson, Fredy Mercury, Tony Richardson, dan Ian Charleson, Brur, mereka menemui ajal dihantam AIDS...
Pakar AIDS Dr. Zubairi Djoerban mengajukan beberapa bukti keterkaitan free sex dengan HIV/AIDS. Dia mengemukakan pada tahun 1999, dalam beberapa bulan terakhir, sampai dengan bulan Oktober 1999, pasien baru yang didiagnosis atau dirujuk kepadanya–selaku spesialis penyakit dalam–biasanya 1¬2 orang dalam satu bulan. Dia juga menambahkan bahwa dalam tiga minggu pertama bulan November 1999, menemukan 13 kasus baru infeksi HIV/AIDS, dan sembilan di antaranya orang orang yang “menyembah” free sex.
Dari tahun ke tahun kasus HIV maupun kasus AIDS di Indonesia semakin bertambah jumlahnya, bahkan hingga September 2009 saja telah menembus angka 18.442 kasus di 300 kabupaten atau kota dan 32 provinsi di Indonesia [data dari P2PL].
Rate kasus Aids secara nasional sampai dengan 30 September adalah per 8,15 per 100 ribu penduduk (dengan berdasarkan data BPS penduduk Indonesia sebesar 227.132.350 jiwa) dengan ODHA yang meninggal tercatat 20,1 persen.
Kasus Aids tertinggi terdapat di provinsi Papua (17,9 kali angka nasional), Bali (5,3 kali angka nasional), DKI Jakarta (3,8 kali angka nasional), Kep. Riau (3,4 kali angka nasional), Kalimantan Barat (2,2 kali angka nasional), Maluku (1,8 kali angka nasional), Papua Barat (1,3 kali angka nasional), Kep. Bangka Belitung (1,4 kali angka nasional), Riau (1,0 kali angka nasional), DI Yogyakarta dan Sulawesi Utara (1,0 kali angka nasional) DI Yogyarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Utara (1,0 kali angka nasional) [data dari BPS dan P2PL].
Maka, dari data data tersebut kita dapat menarik beberapa alasan mengapa penyebaran HIV/AIDS di Indonesia cukup tinggi, yaitu :
• Meluasnya pelacuran
• Peningkatan hubungan seks pra nikah (sebelum menikah) dan ekstra marital (di luar nikah seperti melalui pelacuran)
• Prevalensi penyakit menular seksual yang tinggi
• Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
Dan dapat disimpulkan bahwa fre sex mempunyai peran sangat berpengaruh dalam penyebaran HIV/AIDS, meskipun ada sebab lain seperti penggunaan jarum suntik yang tidak steril, tranfusi darah dari orang yang telah terkena HIV/AIDS, dari ibu hamil yang mengenai janinnya, dll, tetapi jika kita lihat angka angka kasus, data data dan penelitian yang telah ada dan dijelaskan diatas, Free sex sangat berberan dalam kaitannya dengan persebaran HIV/AIDS.










BAB III
METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan diperlukan suatu strategi yang akan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh proses penelitian, dan karena penelitian ini bersifat pengujian hubungan antara Free sex dan HIV/AIDS, maka kami menggunakan Penelitian Kasus Control (Case Control Study)
Penelitian Kasus Control (Case Control Study)
Penelitian ini membandingkan kelompok kasus dan kelompok control berdasarkan status paparannya. Pemilihan subjek berdasarkan status penyakitnya, apakah mereka menderita (group kasus) atau tidak (group control) untuk kemudian dilakukan amatan apakah subjek mempunyai riwayat terpapar atau tidak
B. Populasi dan Sampel
I. Populasi
Kasus
Kelompok dengan kondisi,Semua pengidap HIV/AIDS yang telah tercatat di kota Jakarta, terpajan dan tidak terpajan 100 orang
Kontrol
Kelompok tanpa kondisi, terpajan dan tidak trpajan 100 orang
II. Sampel
Dasar pendidikan orang orang yang akan menjadi sampel ada yang tidak sekolah, tidak lulus SD, SMP, SMU, akademi, Perguruan Tinggi. Jenis kelamin Laki laki dan Perempuan.Bekerja, pengangguran, siswa, dan mahasiswa. Status menikah dan belum menikah.
III. Teknik Sampling
Teknik Sampling yang dipilih yaitu Simple Random Sampling, karena cara ini bersifat random (Probability Sampling), sehingga setiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel. Setiap bagian populasi yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya tetapi menyediakan populasi parameter, mempunyai kesempatan menjadi sampel yang representative.
Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara random (acak). Membuat frame kecil, nama ditulis di secarik kertas, di letakkan dikotak, diaduk dan diambil secara acak acak, karena ingin mengambil 60 sampel dari 200 populasi yang tersedia, maka secara acak akan diambil 60 sampel melalui pengambila nomor yang telah ditulis.

C. Variabel Penelitian
Yaitu karasteristik yang dimiliki oleh subjek yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok tersebut, disini variabl termasuk (dependent variable) atau variable yang nilainya ditentukan oleh variable lain, yaitu HIV/AIDS yang nilainya nanti ditentukan oleh Free sex
D. Defenisi Operasional
Karena perlunya mendapatkan data yang akurat diperlukan desain dan pengumpulan data yang tepat. Pengumpulan data disini dilakukan dengan cara wawancara langsung person dengan person, pengumpulan data berhadapan langsung dengan sumber informasi, data diperoleh langsung dari sumber utamanya, dengan wawancara yang terstruktur, dengan pertanyaan pertanyaan yang telah disiapkan sebelum dilangsungkannya wawancara.




E. Tempat dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada:
Tempat :Balai Pengobatan kota,jalan moh hatta no 192
Condet Jakarta
Hari/tanggal :21 Januari 2010
Waktu :09.00 sd selesai

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Sundanese Attack Free Blogspot Templates Designed by sYah_ ID RAP for smashing my Life | | Free Wordpress Templates. Cell Numbers Phone Tracking, Lyrics Song Chords © 2010